PENDAHULUAN
Islam sangat memperhatikan pendidikan. Di dalam Islam, tujuan pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha membentuk kepribadian manusia sesuai dengan nilai- nilai yang terdapat dalam masyarakat dan Negara. Selain itu pendidikan harus dipahami secara universal, sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik dalam menjalankan proses pemanusiaan menuju pribadi yang dewasa, yakni sosok manusia yang terisi secara penuh bekal pengetahuan serta memiliki integritas moral atau akhlak yang tinggi dan berkaitan dengan pendidikan ini.
Komponen yang paling bermakna dalam proses pendidikan adalah pendidik, peserta didik, metode, dan materi, akan tetapi yang paling diutamakan adalah tujuan pendidikan karena hal tersebut merupakan inti agar peserta didik bisa diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasy dalam Kitab Al Tarbiyah Al Islamiyah wa Falaasifatuha merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pengertian pendidikan secara luas adalah “segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat”.[1]
Sedangkan kaitannya dengan Islam, maka ada tiga istilah umum yang sering digunakan dalam pendidikan (Islam), yaitu : at-Tarbiyyah (pengetahuan tentang ar-Rabb), at-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), dan at-Ta’dib (integrasi ilmu dan amal). [2]
Mushtafa Al-Ghulayani berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak mereka menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya dan mewujudkan keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja bagi kemanfaatan tanah air. [3]
Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu didalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan. [4]
Syekh A. Naquib al-Attas memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah “usaha yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu dari tatanan penciptaan, sehingga membimbing mereka ke arah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian”.
Adapun M. Yusuf Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. Abuddin Nata , MA . (2003:60) memberikan pengertian “pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatan, manis dan pahit.”
Setidak-tidaknya ada tiga poin yang dapat disimpulkan dari beberapa pengertian pendidikan Islam di atas, yaitu:
Pertama, pendidikan Islam menyangkut aspek jasmani dan rohani. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu pembinaan terhadap keduanya harus seimbang (tawazun).
Kedua, Pendidikan Islam berdasarkan konsepsinya pada nilai-nilai religius. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan teologis sebagai sumber dari ilmu itu sendiri. Sebagaimana firman Allah:
...........dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orangorang yang benar!" (Qs. Al-Baqarah [2] : 31)
Dari ayat di atas menunjukkan adanya epistemologi dalam Islam, yakni bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari yang satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketiga, adanya unsur takwa sebagai tujuan yang harus dicapai. Sebagaimana kita ketahui, bahwa takwa merupakan benteng yang dapat berfungsi sebagai daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luar.
Berdasarkan pengertian dari tiga poin di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.” [5]
2. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Tujuan pendidikan Islam adalah “suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.” [6]
Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT. [7]
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. [8]
Sedangkan Mahmud Yunus mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat manusia. [9]
Adapun Muhammad Athiyah Al-Abrasy merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. [10]
Tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. [11]
Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits maka tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pertama adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Qs. Ali Imran [3] : 102)
2. Tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs. Adz-Dzariyat [51] : 56)
3. Tujuan pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul karimah sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
عن ابي هر يرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اِنَّمَا بُعِثْتُ لِاُ تَمِمَ مَكَا رِ مَ الْاَخْلاَقْ
Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘Anhu (semoga Allah meridlainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak (manusia).” [12]
Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama dengan fundamen tadi, mengeratkan berdirinya pohon itu. Demikian fungsi dari bangunan itu. Fungsinya ialah menjamin sehingga "bangunan" pendidikan itu teguh berdirinya. Agar usaha-usaha yang terlingkup di dalam kegiatan pendidikan mempunyai sumber keteguhan, suatu sumber keyakinan agar jalan menuju tujuan dapat tegas dan terlihat, tidak mudah disampingkan oleh pengaruh-pengaruh luar. Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah Firman Tuhan dan sunah Rasulullah SAW.
Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada 4 macam, yaitu:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada Allah harus tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut.
b. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan akhir akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat menglami naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan TIK).
d. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran.[13]
Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu:
1. Membentuk akhlak mulia
2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
3. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segala kemanfaatannya
4. Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik.
5. Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil. [14]
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji.
Jadi, tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga negara muslim yang baik, yang percaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani.
Pelaksanaan pendidikan agama harus dilakukan oleh pengajar yang meyakini, mengamalkan dan menguasai bahan agama tersebut. Hal ini karena salah satu tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pendidikan agama juga menjadi tanggung jawab keluarga masyarakat dan pemerintah. [15]
Maka jika berbicara perihal pendidikan Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak. Maka tujuan pendidikan nasional sudah selayaknya mengacu dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan islam yang masih sangat relevan di zaman modern sekarang ini.
Pendidikan Islam memang sangat ideal untuk dilaksanakan di dalam dunia pendidikan. Dan lapangan dari pendidikan Islam telah menembus berbagai dimensi kependidikan, baik bentuk, orientasi, sikap, maupun volume kurikulum yang selalu dipengaruhi oleh pengaruh eksternal dan internal umat Islam, yang dilancarkan untuk melakukan perubahan pandangan, pikiran dan tindakan umat Islam dalam menghadapi kemajuan zaman dan tantangannya
Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan.
Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan islam, Attiyah Al- Abrasyi memberikan rumuan- rumusan sebagai berikut:
A. Pendidikan moral / akhlak ( mencapai akhlak yang sempurna)
إنّ التّر بية الخلقيّه هي رح التّر بيه الا سلا ميّه
وقد إتّفق العلماء التّربية الإسلامية على أنّه ليس الغرض من التّر بية والتّعليم حثو أدهان المعلومات وتعليمهم من المواد الدّرسية مالمْ يعْلمو. بل الغرض انهذّب احلاقهم ونربّى ارواحهمْ ونبث فيهمْ الفضيلةْ
Pembetukan moral yang tinggi adalah tujuan utama dari pendidikan islam. Ulama’ dan sarjana- sarjana muslim dengan penuh perhatian telah berusaha menanamkan akhlak yang mulia, meresapkan fadhilah kedalam jiwa para siswa, membiasaan mereka berpegang pada moral yang tinggi dan menghidari hal- hal yang tercela, berfikir secara rohaniah dan insaniah (Prikemanusiaan) serta menggunakan waktu untuk belajar ilmu- ilmu duniawi dan ilmu- ilmu keagamaan, tanpa memandang pada kentungan- keuntungan materi.
Dalam ajaran Islam, kepribadian yang utama adalah akhlak, dimana manusia memiliki akhlak yang utama sebagai manusia yang sempurna (insan kamil) sesuai dengan al-Quran dan al-Sunnah. Pendidikan ini merupakan salah satu disiplin ilmu yang berkembang, tidak statis karena berhubungan dengan kebutuhan manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman.
Menurut 'Athiyah tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan, memiliki jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, mengetahui arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, mengetahui perbedaan buruk dengan baik, memilih salah satu fadhilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. [16]
Untuk pendidikan moral dan akhlak dalam Islam, menurut Athiyah Al Abrasyi terdapat beberapa metode atau cara, antara lain sebagai berikut :
1) Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu. Diantara kata-kata berhikmat, wasiat-wasiat yang baik dalam bidang pendidikan moral dan akhlak anak-anak, disebutkan sebagai berikut:
· Sopan santun adalah warisan yang terbaik
· Budi pekerti yang baik adalah teman sejati
· Mencapai kata mufakat adalah pemimpin yang terbaik
· Ijtihad adalah pandangan yang menguntungkan
· Akal adalah harta yang paling bermanfaat
· Tidak ada bencana yang lebih besar daripada kejahilan
· Tidak ada lawan yang lebih terpercaya daripada musyawarah
· Tidak ada kesunyian yang lebih buruk daripada mengagungkan diri sendiri. [17]
2) Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan cara sugesti. Seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada anak-anak, mencegah mereka dari membaca sajak-sajak yang kosong.
3) Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh, mereka (siswa) meniru ucapan-ucapan orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka (guru). Oleh karena itu filosof-filosof Islam mengharapkan agar setiap guru berhias dengan akhlaknya yang baik, mulia, dan menghindari setiap yang tercela. [18]
B. Memperhatikan Agama dan Dunia sekaligus
Tujuan Pendidikan Islam ini mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan mengandung prinsip keseimbangan bukan hanya berorientasi dan memikirkan dunia saja atau akhirat saja (agama), melainkan bersama-sama memikirkan dunia dan akhirat, jangan memandang sebelah atau berat sebelah.
“Barang siapa yang menginginkan (Kebahagiaan) hidup di dunia, maka hendaklah menguasai ilmu, dan barang siapa menghendaki (Kebahagiaan) hidup di akhirat, maka hendaklah menguasai ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya, maka hendaklah ia menguasai ilmu.” (Al Hadits)
C. Memperhatikan segi- segi manfaat
Segi-segi manfaat atau prakmatis dijadikan tujuan dalam pendidikan islam karena hal itu berkaitan dengan tujuan- tujuan sebelumnya, seperti adanya ilmu kedokteran yang berguna dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit, ilmu tarbiyah untuk memperbaiki atau mendidik peserta didik, namun hal ini Al-Abrasyi lebih menekankan pada bidang agama, akhlak, dan kejiwaan serta dasar pendidikan islam bukanlah perbedaan mencari rizqi atau bersifat materi lainnya.
D. Mempelajari ilmu untuk mendapatkan dzat itu sediri
Tujuan ini adalah untuk memperoleh profesionalisme (Teoritis). Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan beliau bahwa pendidikan islam adalah pendidikan ideal, dimana ilmu diajarkan karena kelezatan- kelezatan ruhiyah, untuk dapat sampai pada hakekat ilmiyah dan akhlak yang terpuji. Setiap apa- apa yang ditinggalkan oleh kaum muslimin dalam bentuk peninggalan- peninggalan ilmiyah, sastra, agama, seni, maka akan mendapakan suatu kekayaan dari yang maha besar dan tidak ada bandingannya di dunia ini. Hal ini membuktikan bahwa mereka sangat memperhatikan ilmu karena ilmu, dan sastra karena sastra, dan seni karena seni.
E. Pendidikan Kejuruan, Pertukangan untuk mencari Rizqi
Tujuan ini memikirkan dan menempatkan pendidikan sekaligus sebagai tujuan sekunder, dipersiapkan dalam berkarya, praktik, dan berproduksi sehingga ia dapat bekerja, mendapatkan rizqi, hidup dengan terhormat, serta memelihara segi- segi keruhanian dan keagamaan sedangkan tujuan yang pokok adalah akhlak.
KESIMPULAN
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu didalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam adalah “suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.
Menurut 'Athiyah tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan, memiliki jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, mengetahui arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, mengetahui perbedaan buruk dengan baik, memilih salah satu fadhilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: Membentuk akhlak mulia, Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segala kemanfaatannya, Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik., Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.
Tujuan Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan mengandung prinsip keseimbangan bukan hanya berorientasi dan memikirkan dunia saja atau akhirat saja (agama), melainkan bersama-sama memikirkan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Dr., Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-4, 2001.
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, cet. 2, 1998
H. Mubarok, LC, Diktat Materi Hadits Tarbawi II, STAIN Pekalongan, 2011,
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada 1992
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam; Pustaka Al-Husna, cet ke-2, 1992.
M. 'Athiyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, terj. At-Tarbiyah al-Islamiyah wa Falasifatuha, oleh Abdullah Zaky al-Kaaf, Bandung : Pustaka Setia, 2003
Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1983
Muhammad Athiyyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan islam, terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, Jakarta : PT. Bulan Bintang, cet. 5, 1987,
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, Kafita Selekta Pendidikan Islam. Bandung :Angkasa, 2003.
Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah At-Tarbiyah Al Islamiyah, ter. Dr. Hasan Lunggalung, Jakarta:Bulan Bintang, Cet., ke-1 1979.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta : Bumi Aksara, 2000
Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. Mizan, Bandung , cet. I, 1984.
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, cet. 2, 1992,
Zuhairini. Drs, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta :Bumi Aksara, cet. I, 1995.
[1] Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. Mizan, Bandung , 1984. cet.ke-1. hlm. 60)
[4] Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah At-Tarbiyah Al Islamiyah, ter. Dr. Hasan Lunggalung, Jakarta:Bulan Bintang, Cet., ke-1 1979., hal 399
[5] Ahmad Tafsir, Dr., Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-4, 2001. hal. 32
[7] Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992, Cet ke-2, hlm. 29
[9] Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1983, hlm. 13
[10] Muhammad Athiyyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan islam, terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1987, cet ke-5, hlm. 1
[13] Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998, Cet. ke-2, hlm. 60-61
[15] Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada 1992, hlm. 105
[16] M. 'Athiyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, terj. At-Tarbiyah al-Islamiyah wa Falasifatuha, oleh Abdullah Zaky al-Kaaf, Bandung : Pustaka Setia, 2003, hlm. 113
[18] Ibid., hlm. 118
----------------------------------------------------------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar