Syaikh
Taufiqurrohman Abildanwa bin Yahya merupakan seorang Mursyid sekaligus pemimpin dalam kelompok pengajian dan kelompok
manaqiban yang diberi nama majelis iftah Jamiyah
Ahlith Thariqoh Al Mutabaroh Annahdliyah (JATMAN) kota Pekalongan. Beliau lahir
di Pekalongan, 12 Juni 1979. Beliau
terbiasa mengadakan majelis pengajian rutinan pada
hari senin dan selasa atau masyarakat lebih sering
menyebutnya ngaji malam
selasa lan ngaji malam rabu, setelah isya atau
sekitar pukul tujuh malam dikediaman beliau.
Syaikh Taufiqurrohman Abildanwa bin yahya memiliki nasab dari ayahnya yakni sebagai berikut, Taufiqurrohman Abildanwa bin Ahamd Asyiqin bin Muhammad Amir. Sedangkan nasab dari ibunya adalah sebagai berikut, Suparti binti Rukyat bin Tarwan bin Karsiwana bin Wiroleksono bin Wiro Gino. Adapun nasab atau silsilah garis keturunan Habib Taufiqurrohman Abildanwa bin yahya sebagai berikut: Sayyidina Muhammad SAW mempunyai anak sayyidatina Fatimah Az-Zahra menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi tholib yang mempunyai anak bernama Husain Assibthy - Ali Zaenal Abidin- Muhammmad Al-Baqir – Ja’far Shodiq - Ali Al’uraidi – Muhammad Annaqib – Isa Arrumi – Ahmad Al- muhajir –Ubaidillah – Alwy Ba Alawy – Muhammad – Alwy – Ali Khaliq Qosam – Muhammad Syahib mirbath – Ali – Muhammad Faqihil Muqodam – Alwi Alghuyur – Ali Muala Darraak – Muhammad Maula Dawilah – Alwi Annasik – Ali al Innnas – Hasan Al Akhmar – Yahya Ba Alawi – Hasan- Muhammad – Idrus – Hasan – Alwadl – Hasan – Alwald – Al Mufti Syarif Husain – Ali Muhammad- Ahmad – Muhammad Amir- Muhammad Asyiqin – Taufiqurrohman Abildanwa.
Hal
penting lain dari seorang mursyid adalah mengenai bagaimana garis keturunan
beliau. Garis keturunan yang di maksud dalam tulisan ini di sebut sanad. Sanad merupakan bagaimana
runtutan keilmuan seoranng mursyid, yang di peroleh dari guru mursyid nya, hinggga apabila di
runtutkan terus maka akan sampai pada Rosulullah SAW
Syaikh
Taufiqurrohman Abildanwa Bin Yahya mempunyai ilmu yang sangat bayak dan
mempunyai wawasan luas yang tercermin pada perkataan beliau, seperti pada saat
menerangkan beberapa kitab yang diajarkan beliau, beliau juga tidak jarang
mengkaitkan dengan permasalahan yang sedang terjadi serta dengan solusinya, keberadaan rumah beliau
menjadi Pusat dalam kegiatan dakwah. Dalam kegiatan dakwah yang berlangsung di
Mahad Al-Islam Al-Barzakh, beliau dibantu oleh Abdi dalem dan pengurus yang di
percayai beliau untuk menyiapkan segala kebutuhan Syaikh Taufiqurrohman
Abildanwa bin yahya. Seperti kegiatan pengajian kitab dan Toriqoh yang di
laksanakan di kediaman beliau, dalam pengajian ini semua kegiatanya di bantu
dengan pengurus, dari masalah tempat Santri duduk, parkir kendaraan santri. Dalam kegiatan Manaqib dilaksanakan
pindah- pindah, dalam kegiatan ini pengurus menjadwalkan kegiatan ini untuk
santi atau anggota yang sudah mendaftarkan diri untuk menjadiakan rumahnya
sebagai tempat kegiatan manaqib.
Awal
mula beliau menjadi pemimpin Kelompok pengajian Thariqoh Al-Qodiriyah wan
Nasabandiyah dan pemimpin kelompok Manaqib yakni majlis ifta jamiyah Atlith
Thariqoh Al-mu’tabaroh Annhliyah di kota pekalongan adalah berawal dari
perintah beberapa guru beliau yaitu Al-habib Alwy bin Ahmad Al-hasny, al habib Muhsin bin abdullah bin syihab, al habib
hasan bin ali bin ahmad al athas, syekh K.H Abdullah Sawangan. Berdasarkan
perintah dari gurunya tersebut maka mulailah diadakan Thoriqoh Qodiriyah wan
Naqsabandiyah sekitar tahun 2011.
Pada
awalnya santri atau anggota dalam kelompok pengajian ini tidak terlalu banyak,
namun angota yang ikut mengaji dalam kelompok pengajian Thoriqoh Al Qodiriyah
wan Naqsabandiyah ini semakin banyak dan bertambah dari waktu ke waktu hingga
saat ini. Kegiatan pengajian yang dilakukan oleh kelompok Thoriqoh Al-qodiriyah
wan naqsabandiyah dipimpin oleh syekh Taufiqurrohman Abildanwa bin yahya.
Pengajian ini dilaksanakan setiap rabu manis bada isya atau sekitar pukul
delapan malam. Tidak seperti pengajian pada umumnya, kelompok pengajian ini
dilaksanankan di rumah sang kyai. Rumah beliau yang beralamat di jalan raya
Bakti III No.13 Medono Pekalongan.
Kegiatan
ini dimulai bada isya atau jam delapan malam, Syaikh Taufiqurrohman Abildanwa
bin yahya tidak pernah mengungkapkan langsung
tujuan secara lisan ataupun tulisan, tetapi walaupun begitu setiap kegiatan pastilah mempunyai tujuan yang hendak
dicapai, begitu juga kegiatan
ini mempunyai manfaat yang sangat besar bagi guru dan jamiyah (kelompok),
diantara manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan itu adalah sebagai berikut:
a. Guru dapat memonitor acara secara langsung perkembangan pengamalan jamiyah dalam tarekat.
b. Interaksi dan komunikasi dengan gurunya dalam rangka untuk selalu mengadakan terwujudnya kontak rabithah antara guru mursyid dan jamiyahnya secara langsung dan juga dengan interaksi ini jamiyah akan mendapatkan bimbingan baik langsung atau tidak tentang amalan tarekatnya.
c. Hubungan antara sesama jamiyah, dapat lebih terjalin dan mempererat hubungan silaturrahmi dan kekeluargaan.
d. Mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah SWT dengan adanya majelis dzikir.
e. Jamiyah (kelompok) bisa
berkembang dengan baik, karena perkumpulan semacam ini, secara otomatis bisa
rutin, sangat sulit dilakukan oleh organisasi mana pun.
Disamping tujuan tersebut, sekalipun tidak
langsung di atas beliau berkeinginan juga menjelaskan kepada jamiyah Rotib Al-
Hadad, bahwa dzikir ini dapat dilaksanakan secara bersama-sama berjamaah,
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah SAW, pertemuan semacam ini oleh Rasul
SAW, disebutnya sebagai pertamanan surga (riyadhul jannah) karena dikepung oleh
ribuan malaikat dengan membawa dan menaburkan rahmat dan barakah kepada audien
majelis.
Pada majlis pengajian ini, disediakan tempat untuk jamaah
laki-laki dan perempuan. terdapat pula pemisah tempat duduk bagi jamaah
laki-laki dan jamah perempuan. bagi jamah perempuan biasanya berada di dalam
rumah dan teras rumah Syekh Taufiqurrohman Abildanwa bin yahya. Namun demikian,
tempat yang disediakan untuk anggota kelompok pengajian baik bagi jamaah
laki-laki maupun jamaah perempuan kurang mencukupi.
Hal ini dikarena banyaknya orang-orang yang
ikut mengaji yang dirasa semakin hari semakin bertambah. Sehingga yang terlihat
adalah terdapat juga beberapa orang yang mengikuti pengajian duduk di teras
rumah-rumah tetangga syekh Taufiqurrohman Abaildanwa bin yahya. Hal ini
merupakan pemandaangan yang sudah biasa bagi masyarakat sekitar. Bahkan gerbang
mereka yang dijadikannya halaman depan rumah mereka sebagai tempat parkir
kendaraan orang yang mengikuti pengajian atau digunakan untuk tempat duduk para
anggota atau orang-orang yang ikut melaksanakan penhajian.
Majlis pengajian ini diawali dengan meminta izin kepada pembimbing agama untuk mengikutinya. Kegiatan ini hanya diperuntukkan bagi santri yang sudah mendaftar diri saja dan semua kegiatan ini sifatnya sangat rahasia jadi bagi santri yang sudah ikut dilarang memberi tahu isi kegiatan kepada orang yang belum mendaftar. Adapun kartu keanggotaan dimiliki oleh anggota kelompok pengajian yang telah bergabung dalam Thoriqoh atau telah di baiat. Kartu tanda anggota ini tidak dimilii oleh semua anggota pengajian dan manaqib melainkan untuk anggota thoriqoh qodiriyah wan naqsabandiyah. Melainkan hanya dimiliki oleh beberapa orang yang memang telah di baiat oleh guru mursyid sekaligus pemimpin thoriqoh Al-Qodiriyah wan naqsabandiyah di Kota Pekalongan yakni yang diajarkan oleh Syaikh Taufiqurrohan Abildanwa bin Yahya.
0 komentar:
Posting Komentar