Pages

Minggu, 03 Juli 2011

Perbedaan proses penciptaan Adam dan manusia biasa dalam perpekstif Al Quran


Proses peciptaan Adam menjadi manusia pertama, yang mana ini berawal ketika Allah berfirman kepada malaikat akan menjadikan seorang makhluk untuk menjadi khalifah di muka bumi yaitu dalam surat al Baqarah ayat 30 :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Melihat konteks ayat di atas sebenarnya manusia di ciptakan sebagai khalifah merupakan satu anugrah sebagai satu makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari makhluk-makhluk lainnya,dan sebagai khalifah juga mempunyai tanggung jawab yang besar bagi bagi umat,dan alam sekitarnya. Sehubungan dengan peciptaan manusia pertama di dalam Al-Quran terdapat di dalam beberapa surah yang kebanyakan ayat menyatakan bahwa manusia adalah dicipta dari tanah.
Adam diciptakan dari Tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang dibentuk, hal ini terdapat pada QS. Al Hijr ayat 26 ;
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Ayat ini menerangkan kebesaran dan kekuasaan Allah, serta menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan manusia yang pertama kali dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam, kemudian tanah liat itu dibentuk seperti bentuk manusia dan ditiupkan roh ke dalamnya, sehingga terjadilah manusia yang sebenarnya, yaitu Adam.
Berbeda dengan manusia biasa yang diciptakan bukan dari tanah liat seperti Adam, hal ini disebutkan dalam QS. Al Mukminun ayat 12-14 ;

12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Dalam ayat tersebut diatas dapat di jelaskan sebagai berikut : “ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia “ , Manusia disini adalah Adam AS. Inilah pendapat yang dikatakan oelh Qatadah dan lainnya. Sebab Adam diciptakan dari tanah , “ kemudian Kami jadikan saripati itu, “ kembali ke anak cucu Adam, meskipun mereka tidak disebutkan, karena hal ini sudah mahsyur.
Tentang Penciptaan manusia didalam tafsir Al Maraghi dijelaskan : Sesungguhnya Kami telah menciptakan asal jenis ini dan individunya yang pertama, yaitu Adam a.s, dari saripati tanah pilihan yang tidak kotor. Kemudian kami jadikan keturunannya dari air mani yang terdapat pada tulang rusuk bapak, kemudian dilemparkan kedalam rahim hingga menetap di suatu tempat yang kokoh sejak masa hamil sampai bersalin. Kemudian kami rubah air mani itu dari sifatnya yang kedua menjadi sifat darah yang beku. Kemudian, darah beku itu Kami jadikan sepotong daging sebesar apa yang dikunyah. Kemudian segumpal daging itu Kami jadikan sedemikan rupa dan bagian-bagiannya Kami uraikan. Maka, bagiannya yang termasuk anasir dalam pembentukan tulang. Kami jadikan tulang; dan yang termasuk subtansi daging, Kami jadikan daging. Sedangkan zat-zat makanan meliputi semua itu tersebar di dalam darah. Maka kami jadikan daging itu sebagai penutupnya, dalam arti ia menutupi tulang, sehingga menyerupai pakaian yang menutupi tubuh. Kemudian kami jadikan dia makhluk lain yang berbeda sama sekali dengan kejadian yang pertama, karena Kami meniupkan ruh padanya dan menjadikannya hewan – setelah sebelumnay menyerupai benda mati- yang bisa bicara, mendengar, melihat, serta Kami titipkan padanya sekian banyak keanehan, baik lahir maupun batin.
Tahap kejadian manusia selanjutnya, sebagaimana diinformasikan surat al-Mu`minun ayat 12-14 yang sudah diterangkan di atas, adalah menjadi nuthfah, yaitu zigot sebagai hasil pembuahan. Kemudian menjadi `alaqah, yang secara harfiah berarti yang melekat. Menurut ilmu embriologi, setelah menempuh masa sekitar dua puluh tiga hari, zigot kemudian menempel pada dinding rahim.
Tampaknya belum ada nama khusus untuk benda ini dalam ilmu embriologi, sementara al-Qur`an telah menamainya sebagai `alaqah.
Berikutnya, `alaqah tersebut berubah menjadi mudghah, yang secara harfiah berarti daging sebesar yang biasa dikunyah. Benda itu, dalam embriologi, disebut embrio, yang terbentuk setelah enam minggu pembuahan. Lalu embrio tersebut menjadi tulang yang dibungkus daging, yang dalam ilmu embriologi disebut fetus, dan terjadi setelah tiga bulan pembuahan. Itulah yang dimaksud dengan janin, yang kemudian ditiupi roh dan menjadi makhluk bernyawa.
Hal ini selaras dengan firman Allah : Kemudian Kami jadikan makhluk lain. Ensiklopedi Indonesia menyebutkan bahwa janin itu terjamahan dari embrio/ mudghah. Dalam bahasa Arab, yang dimaksud janin adalah yang sudah berbentuk anak (al-Munjid). Dalam surat as-Sajadah ayat 9 disebutkan bahwa makhluk seperti itu sudah lengkap dan sudah diberi nyawa. Makhluk seperti itulah yang lebih tepat diberi nama janin tersebut.

2 komentar:

  1. bagus..
    referensinya-tafsir&ensiklopedia dll-berkualitas
    maju terusss



    salam kenal

    BalasHapus
  2. Thanks to masrain, salam kenal juga... Barokalllah antum.

    BalasHapus

 
Blogger Templates