Pages

Senin, 25 Oktober 2010

MANUSIA DAN CINTA KASIH

A. Cinta Kasih
Kata cinta, selain mengandung unsur perasaan aktif, juga menyatakan tindakan yang aktif. Pengertiannya sama dengan kasih sayang sehingga, kalau seseorang mencintai orang lain, artinya orang tersebut berperasaan kasih sayang atau berperasaan suka terhadap orang lain tersebut. Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakan dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyebah Tuhan dengan ikhlas, mengikut perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.


Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, mulai dari seseorang yang mencintai dirinya, istrinya, anaknya, hartanya, dan Tuhannya. Bentuk cinta ini melekat pada diri manusia, potensi dan frekuensinya berubah menurut situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. Pada saat belum berkeluarga, seseorang akan lebih kuat cintanya kepada orang tua; setelah berkeluarga cintanya akan nampak terbagi bagi istri dan anaknya.
Cinta orang tua terhadap anaknya sangat kuat meskipun perangai anak itu tidak memuaskan orang tua. Tetapi, cinta pun terwujud karena perangai utama. Cinta seseorang kepada orang ba nyak memerlukan didikan dan perjuangan, yang memandang sesama manusia sebagai kecintaan yang perlu dibela. Cinta seperti dikatakan dalam rangka perangai utama itu mengandung kejujuran, amanat, dan keadilan. Apabila cinta seseorang telah tumbuh, berarti orang itu mengandung hikmat yang menuntun dirinya kepada kebenaran, kebajikan, dan pengorbanan.
Sebagai manifestasi perasaan cinta, manusia mempunyai banyak lambang tentang cinta. Lambangnya dapat dengan bau bunga, warna, atau cium tangan. Seperti dikatakan oleh filsuf Islam, Al-Kindi: “Jika bau bunga sedap malam dicampur dengan bau mawar, akan lahir bau baru yang bisa membangkitkan perasaan cinta dan bangga.
Cinta tidak mudah diterangkan dan diilustrasikan dengan kata-kata Ia memiliki daya luar biasa pada diri manusia serta melekat dengan kuat. Cinta dapat sekonyong-konyong muncul, dan hilang sama sekali, atau terus tumbuh seperti cintanya orang tua terhadap anaknya sejak dilahirkannya. Cinta dapat dilukiskan dengan memberi, bukan meminta, sebagai dorongan mulai untuk menyatakan eksistensi dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain.

B. Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya salat, pujian, dan doanya, tetapi semua tindakan dan tingkah lakunya ditujukan kepada Allah. Mengharapkan penerimaan dan ridla-Nya. Dalam firman Tuhan: “Dikatakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyanyang” (Q:3:31). Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan merupakan pendorong dan mengarahkannya kepada penundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada Allah akan membuat seseorang menjadi mencintai sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah, dan seluruh alam semesta. Hal ini terjadi karena semua yang wujud dipandang sebagai manifestasi Tuhannya, sebagai sumber kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.

C. Cinta kepada Rasul (Muhammad SAW)
Cinta kepada Rasul Muhammad merupakan peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Hal ini disebabkan karena Rasul Muhammad bagi kaum Muslimin merupakan contoh ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q:68:4). Cinta kepada Rasul Muhammad ialah karena beliau merupakan suri teladan, mengajarkan Alquran dan kebijaksanaan. Muhammad telah menanggung derita dan berjuang dengan penuh tantangan sampai tegaknya agama Islam.


D. Cinta Orangtua
Cinta kepada ibu-bapak dalam ajaran agama Islam sangat mendasar, menentukan ridla-tidaknya Tuhan kepada manusia. Sabda Nabi Muhammad SAW. “Keridlaan Allah bergantung pada kemurkaan kedua orang tua pula” (Hadits Riwayat At-Turmudzy).
Cinta yang dibawa sejak lahir, suatu bentuk cinta alami yang tak dapat dipadamkan oleh siapapun. Atas dasar alasan inilah maka bukannya Tuhan memerintahkan agar orangtua menjaga kepentingan anak, melainkan memerintahkan agar anak menjaga kepentingan orangtua. FirmanNya “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Tuhan menakdirkan cinta dan kasih sayang kepada anak sebagai bagian dari sifat kemanusiaan yang dibawa sejak lahir. Tuhan juga menanamkan perasaan yang agung tersebut demikian kuatnya dalam sanubari orang tuanya. Perintah Tuhan tersebut ditujukan kepada setiap anak manusia agar mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada orang tuanya, perintah tersebut merupakan perintah yang amat mulia karena menyadarkan manusia bahwa hubungan famili dan perasaan kasih sayang dan hormat kepada orang tua memberikan makna yang dalam akan kehadiran manusia di dunia.

E. Cinta diri
Alquran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, kecendrungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, melalui ucapan Nabi SAW. Bahwa seandainya dia mengetahui hal-hal yang gaib, tentu dia akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan: “…..dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan…..” (Q:7:188). Demikian pula: “Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (Q:41:49). Manusia cinta pada dirinya agar terus menerus dikaruniai kebaikan, tetapi apabila ditimpa bencana, ia menjadi putus harapan.

F. Cinta kepada sesama manusia
Allah memerintakan kepada manusia untuk saling mencintai diantara sesamanya. “Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudar, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Q:49:10). Dalam Alquran teradapat pujian bagi kaum Anshar karena rasa cintanya kepada kaum Muhajirin. Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); ciri cinta diantaranya sesama manusia menurut ajaran Islam ditandai dengan sikap yang lebih mengutamakan (mencintai) orang lain daripada dirinya sendiri.

G. Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Hak ini dilukiskan dalam Alquran sebagai berikut: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berpikir” (Q:30:21). Cinta seksual merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang dapat melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Seks merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.

1 komentar:

 
Blogger Templates