Pages

Senin, 25 Oktober 2010

Arti Budaya, Tarbiyah, Ta’lim, Ta’dib dalam Nabi Adam as.

Budaya
Nabi Adam diberi ilmu oleh Allah SWT dan diajarkan berbagai hal untuk hidup berbudaya. Maka dalam QS Al Baqarah ayat 30 : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." ...... ayat tersebut konteksnya ada pada Adam sebagai manusia “budaya” pertama. Nabi Adam bersama umatnya terus hidup berbudaya berbekal ilmu dari Allah yang disampaikan oleh Malaikat. Nabi Adam as mewariskan budaya kepada keturunannya hingga sekarang, salah satu diantaranya adalah pendidikan.
Pendidikan sebagai pewarisan budaya, tugas pendidikan islam ini sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah al-tablig (menyampaikan atau transformasi kebudayaan). Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai kebudayaan islami. Hal ini karena kebudayaan islam akan mati bila nilai-nilai dan norma-normanya tidak berfungsi dan belum sempat diwariskan pada generasi berikutnya.

Interaksi antara Pengembangan Potensi dan Pewarisan budaya Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang dilakukan dalam lengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islami. Demikian juga, aplikasi peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan potensi dasar manusia. Tanpa memelihara kebutuhan dan perkembangan itu, peradaban dan kebudayaan hanya akan menambah beban hidup yang akan mengakibatkan kehidupan yang anomaly atau kehidupan yang menyalahi ‘desain’ awal Allah SWT ciptakan.

Tarbiyah
Tarbiyat merupakan kegiatan yang membawa manusia sedikit demi sedikit kepada kesempurnaan yang terwujud dalam beribadah kepada Allah, At-tarbiat adalah proses pengembangan, pemeliharaan, penanganan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan, penyempurnaan dan perasaan memiliki bagi anak didik baik jasad, akal, jiwa, bakat, potensi, perasaan, secara berkelanjutan, bertahap, penuh kasih sayang, penuh perhatian, kelembutan hati, menyenangkan, bijak, mudah diterima, sehingga membentuk kesempurnaan fitrah manusia, kesenangan, kemuliaan, hidup mandiri, untuk mencapai ridha Allah (definisi secara luas dan formal).
Kata tarbiyah lebih mengacu pada bimbingan, pemeliharaan, arahan, penjagaan, dan sifatnya pembentukan kepribadian.
Nabi Adam as sebagai Tarbiyah :
1. Sebagai manusia pertama yang mendidik (menyampaikan ilmu)
2. Mengajarkan kasih sayang, kelembutan dan kebijakan.
3. Mengembangkan dan membimbing jasad, akal dan jiwa
4. Membentuk kesempurnaan fitrah manusia, kesenangan, kemuliaan, hidup mandiri, untuk mencapai ridha Allah

Ta’lim
At-ta’lim adalah pemberitahuan dan penjelasan tentang sesuatu yang meliputi isi dan maksudnya secara berulang-ulang, kontinu, bertahap, menggunakan cara yang mudah diterima, menuntut adab-adab tertentu, bersahabat, berkasih sayang, sehingga muta’alim mengetahui, memahami, dan memilikinya, yang dapat melahirkan amal saleh yang bermanfaat di dunia dan akherat untuk mencapai ridla Allah (definisi secara luas dan formal).
Kata ta’lim dalam al-Quran mengacu pada adanya sesuatu berupa pengetahuan yang diberikan kepada seseorang, jadi sifatnya intelektual.
Nabi Adam as sebagai Ta’lim :
1. Nabi Adam sebagai manusia pertama yang merintis proses pengajaran (ta’lim)
2. Allah memberi Ilham kepada Nabi Adam a.s. untuk mengetahui jenis-jenis yang telah diciptakan beserta zat, sifat, dan nama-namanya. Nabi Adam diberi pengajaran (ta‟lim) oleh Allah. Dengan sebab ini, para malaikat bersujud (menghormati) Nabi Adam lihat Q.S Al-Baqarah ayat 31
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"

Ta’dib
At-ta’dib adalah penanaman, pembinaan, dan pengokohan akhlak pada diri anak dengan syariat Allah dan cara yang baik agar ia (muta’addib) berhati bersih, berperilaku baik, beriman, beramal saleh, dan bertaqwa untuk mencapai ridha Allah. (definisi secara luas dan formal)
Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak moral, dan etika. Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.
Nabi Adam as sebagai Ta’dib :
1. Penanaman, pembinaan, dan pengokohan akhlak dengan syariat Allah dan cara yang baik
2. Pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates